Semalam gurauanmu, hari ini tatapanmu, besok apa lagi ?
Tak pernah aku menaruh harapan setinggi ini, hingga
khayalku sampai ke batas akhir, pernikahan. Mungkin karena aku sudah mulai
dewasa, aku telah mendengar banyak kisah hidup tentang cinta, kesuksesan dan
kebahagiaan.
Harapanku kau juga rasakan apa yang aku rasakan, agar
berbalas. Harapku kau mengerti
isyarat kebisuanku.
Aku sadar in semua masih terlalu cepat, masih di awal,
tapi ntahlah harapku akan perasaan yang menggangguku begitu terasa nyata.
28 Oktober 2014
* * *
Saat pagi menyapa, aku masih dipenuhi harap tentangmu,
aku lalui hari dengan menahan rasa. Aku masih melihatmu layaknya dirimu,
tersenyum, menyapa dan tatapan mata itu, perlahan aku menyadari, apa aku
melampaui batas ?
Benar, kekhawatiranku ternyata benar.
Kini aku tau bahwa kau telah mencintai yang lain, aku
memaklumi hal itu, dan itulah yang seharusnya memang aku pahami sejak dulu.
Lalu aku tersenyum, bodoh !! setelah aku pahami lagi, setelah aku mencoba untuk
tenang, aku dapati rasa sesak di dada. Ternyata rasanya semakin sesak, mataku
mulai berkaca-kaca, ”Benarkah rasa ini ? mengapa sakit begini ? dia bukan
siapa-siapa !!” kataku dalam hati merutuk pada diriku sendiri.
Yang tak pernah berhenti aku tanyakan dalam hati, kenapa
bisa sejauh ini ? kenapa bisa ada rasa ? padahal sikapnya hanya biasa-biasa
saja. Tuhan !! bantu aku.
Aku telah mencoba untuk tidak mencintai dia sejak awal,
sebab aku telah memprediksi kemungkinan aku akan suka padanya. Dan itu
berhasil, hingga jum’at lalu ia tersenyum penuh arti padaku. Dan semua pertahanan
yang aku ciptakan seolah runtuh dan tak berarti. Aku bingung, apa aku yang terlalu
bodoh atau terlalu lugu ? hingga dengan mudahnya menaruh hati dan harapan pada
sesuatu yang tak pasti.
Sekarang apa ? yang kudapati hanya sakit
”Ini terlalu cepat, masih di awal” kataku.
”aku bisa memperbaiki ini semua” lagi
Akan kucoba untuk memperbaiki ini semua, aku bertekad
esok hari aku harus mampu memungut reruntuhan pertahananku dan membangunnya
kembali, aku harus bisa.
Aku tak ingin tersakiti sekali lagi oleh hal bodoh
seperti ini lagi, Tuhan, Bantu aku !
29 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar